Rabu, 15 Juli 2015

Kamu (Lagi)




Setelah sekian lama, malam ini aku kembali mencoba mengkombinasikan tiap huruf menjadi kata dengan jeda. Katanya tanpa jeda, tak akan tercipta kalimat-kalimat indah di dunia. Makanya kita membutuhkan jeda.

Malam ini aku kembali melihatmu, melihat kamu. Kamu yang hanya dapat aku rasakan hadirnya dalam diam. Karena meski kita ada di tempat yang sama pun aku harus tetap menjadi seseorang yang seperti tidak mengenalmu.

Dan kau tahu? Aku masih sama. Dengan segala tanda tanya dan belum dapat menerima segala sesuatu yang terjadi sampai saat ini. Jadi, kenapa harus aku?

Dari tembok-tembok itu aku kembali mendengar cerita. Bahwa kamu memang benar telah bahagia. Dari gambar-gambar disana memang benar, semuanya tentang tawa. Bahkan Ia telah mampu menghapus semua tentangku dari ingatanmu. 

Sedih? Masih,..

Aku sudah berkelana, bahkan ke segala arah di sekitarku. Sepertinya tiap sudutnya hampir tanpa jeda aku singgahi. 

Aku bahkan telah lelah bertanya. Kepada tiap-tiap mereka yang aku temui. Manusia seperti apakah aku? Hingga melupakan seorang kamu pun aku tak pernah mampu.

Padahal, sudah jelas semua orang melarangku, menasehatiku untuk tidak lagi pernah menyentuh sekadar bayanganmu. Tapi kepalaku mungkin lebih keras dari batu, hingga diriku sendiri pun aku lawan. Untuk seseorang yang bahkan tak pernah lagi membalikkan badan untuk sekadar melihatku. Memastikan bahwa aku baik-baik saja kau tinggalkan. Tidak pernah.