Selasa, 11 Desember 2012

Sepucuk Sendu Dibatas Senja



Dan Ia masih disana, terdiam menatap senja. Untuk kemudian kuhampiri sembari kutepuk perlahan pundaknya. Ia menoleh sambil tersenyum. Lalu aku duduk disampingnya.
“masih menanti pelangi itu kembali?” tanyaku.
Dan ia hanya kembali memberi senyum itu tanpa sepatah katapun.
“andai dari dulu kau mampu tuk memulai tawa barumu bersama seseorang yang memang tulus untukmu”.
“aku tau,… maaf mengecewakanmu”
“bukan salahmu, mungkin karena memang kau tercipta bukan untuk kumiliki, tak apa”.
Dan semilir angin itu menjadi bagian lain dari kisah ini.
Sampai kelak Ia sadari bahwa telah Ia lewatkan sebuah hati tulus yang selama ini selalu menjaganya,…

2 komentar:

Anonim mengatakan...

bagus sekaliii...
hahaha

Anonim mengatakan...

bagus sekali,..
haha