Rabu, 13 Agustus 2014

Sekelumit Kisah Itu,..

Sahabat,..
Sebuah kata yang tanpa makna apabila kita tak pernah benar-benar memilikinya.
Ini adalah kita, 6 pelajar tanggung yang awalnya didekatkan oleh sebuah tawa. Aku, Lili, Auris, Ulis, Ika serta Adzinta. Entah bagaimana dimulainya cerita kita, tapi yang pasti kalian adalah 5 tawa yang pernah membuatku merasa hidup. Mengajarkanku arti hidup sesungguhnya. Sampai mungkin kumpulan-kumpulan kerikil itu membuat kita perlahan memiliki jarak.

Aku pernah mengatakan, "sahabat selamanya sahabat meski pernah tercipta jarak diantaranya".
Dan ini masih tentang rasa yang mengganjal semenjak semua ego-ego itu berkoloni membentuk kawanannya. Kuakui ada rindu, meski hati ini berontak tak ingin mengakui kesalahan, karena aku tak pernah merasa memiliki salah. Dan persahabatan pula yang mengajarkanku meredam ego untuk tetap berjalan beriringan.
Lalu, tidakkah kalian rindu membuat tawa bersama?
Sekali lagi, kuakui aku benar-benar rindu.
Meski jemari ini tak dapat secara langsung merangkulmu. Segala cara telah aku coba, namun Tuhan belum membuatnya menjadi nyata. Namun begitu, aku tetap mendoakanmu dalam kebaikan.
Lalu, tidakkah kalian rindu melewati kebersamaan kita dahulu?
Percayalah, bahwa tak pernah sedikitpun terpikirkan dalam benakku untuk membuat salah satu dari kalian merasa tersakiti.
Kesalahpahaman mungkin kejam. Karena Ia telah merusak tatanan yang telah tercipta sebelumnya. Namun ada 2 hal kemungkinan hasil akhirnya. Dan salah satunya akan kita dapatkan setelah kita menentukan pilihan, yaitu bubar berantakan atau semakin kokoh tak terkalahkan.
Dan kamu mungkin telah menyingkirkan kami dari daftar orang terkasihmu, tapi yang pasti, kamu masih disini, dihati kami.
Karena hidup adalah tentang pelajaran dan tentang bagaimana menentukan. Nilai dari diri kita adalah kita yang menentukan sendiri. Aku bukan sedang menggurui karena akupun sering payah dalam beberapa hal.
Kita memang tidak hebat,
Kita memang payah dan terkadang ceroboh,
tetapi bukankah karena hal itu kita ada, yahh benar. Untuk saling menguatkan. Bukan menjatuhkan.
Hati memang lemah, gampang tergoda, dan mudah goyah. Yang kita anggap benar belum tentu dianggap benar oleh orang lain. Yang kita anggap salah juga belum tentu dianggap salah oleh orang lain. Karena ini adalah kehidupan, tumpukan permasalahan itu yang akan membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik bukan?

Teruntuk sahabatku,..
Siti Nurlaeliyah, Lughna Auris, Adzinta Fitri Cahyatun Nisa, Ika Ismiatun, Anggraeni Ulistianingsih.

0 komentar: